-->

Mengamalkan Ilmu

Islam mendorong Muslim untuk belajar dan menuntut ilmu. Menuntut ilmu bagi Muslim bukan sekadar kewajiban yang berlaku sepanjang hayat (long life education), tetapi dinilai sebagai ibadah yang dipersembahkan kepada Yang Maha Berilmu.

Menuntut ilmu membuka kesempatan bagi Muslim untuk mendapatkan surga Allah, seperti hadis: ''Siapa meniti jalan menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.'' (HR Muslim). Orang yang menuntut ilmu sama kedudukannya dengan jihad fi sabilillah; ''Siapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah (fi sabilillah) sampai ia kembali.'' (HR Tirmidzi).

Ilmu sebagai nur (cahaya) yang diberikan Allah kepada manusia. Ilmu merupakan hidayah yang menerangi seseorang menjalani kehidupan ini. Oleh sebab itu, Allah menempatkan orang berilmu pada kedudukan yang tinggi di kalangan manusia. Allah berfirman, ''Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.'' (QS Al Mujadillah [58]: 11).

Ayat ini menegaskan bahwa Allah mengangkat derajat orang-orang berilmu terhadap orang yang kurang ilmunya. Orang yang ditinggikan Allah derajatnya karena ilmu tentu akan mendapat kemuliaan di hadapan-Nya dan manusia. Melalui ilmu, Muslim takut dan mendekatkan diri dengan baik kepada Allah, seperti firman-Nya, ''Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.'' (QS 35: 28). Ayat ini mengisyaratkan bahwa semakin banyak ilmu seseorang, terutama ilmu tentang Allah, maka ia semakin menyadari keagungan dan kebesaran Allah sehingga merasa kecil di hadapan-Nya. Perasaan ini menimbulkan rasa takut untuk melanggar aturan Allah dan mendorong senantiasa mendekat diri kepada-Nya.

Ilmu yang dimiliki Muslim bukan untuk dibanggakan di hadapan manusia karena hal itu dapat menjadi bumerang dan merugikan dirinya, seperti hadis: ''Janganlah kamu menuntut ilmu untuk saling membanggakan diri di hadapan para ulama, mendebat orang-orang bodoh, dan menyombongkan diri di depan majelis. Karena, siapa yang melakukannya, maka hendaknya ia berhati-hati dengan api neraka.'' (HR Ibn Majah).
Islam menginginkan orang yang berilmu mengamalkan ilmunya demi kebaikan diri dan orang lain. Ilmu pada seseorang ibarat sebatang pohon dan amal sebagai buahnya. Perintah belajar dan menuntut ilmu bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas amal Muslim. Dengan amal itu pula, Muslim memperoleh kebahagiaan di dunia dan selamat di akhirat.

Orang yang tidak mengamalkan ilmu lebih buruk dari orang bodoh. Ia mendapat murka Allah di dunia dan mendapat siksaan dari-Nya di akhirat. Bahkan, ia akan mendapat siksa yang berat dan termasuk orang yang pertama kali merasakan azab neraka.